Custom Search
Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by boy

Jalan Sutra Hitam Jilid 2 (Binuang Episode 1)



sejak aku SD didalam buku-buku pelajaran IPS dulu telah mengenal kekayaan bumi kalimantan selatan diantaranya Intan dan Batu Baranya….entah anak-anak SD sekarang ini barangkali lebih hafal catatan kerusuhan, penggusuran dan kerusakan alam daripada mengetahui kekayaan Nusantara atau bahkan kemasyurhan kota-kota di Amerika, Eropa, Jepang, dll daripada di Indonesia sendiri…

Di pagi yang lumayan segar ini … udara daerah yang pertama kali kujumpa merasuk anugerah mata-otak dan paru-paruku. serempak sel-sel rileks dalam ketegangan pekerjaan selama ini. Menyentuh urat pundakku meneguh kalbu menghayati pesona pagi di Binuang..dalam kesegaran berusaha untuk tidak lupa bermunajat memenuhi kebutuhan batin….. Langkah derap dan suara-suara komando sayup terdengar dalam keingintahuan menjumpai sebaris anak manusia yang sedang mengikuti Apel Pagi. Merunut standar pelatihan para THL di Deptan nanti. Pagi yang tersiar unik disini.

Kusela dalam pandanganku mengatur bidak-bidak posisi masing-masing koordinat lokasi balai ini, tidak lupa untuk mencari ingatan jalan masuk semalam. “ya pasti itu jalan masuk semalam dan itu jalan yang kita lalui”. Jalan yang menghubungkan beberapa kabupaten disini dan hingga menengahi Kalimantan di propinsi selanjutnya. “ya ini jalan truk itu semalam”.

Memanggut alam ranah ingatan semalam seakan membawa suasana hati dalam kenyataan tentang jalan itu. “ah jadi lapar “…”ayo makan-lah, jangan malu-malu” penawaran Pak Sukadi sambil mempersilahkan kita. He..he..iya baru kita dengan pak sukadi saja pagi ini, karena bapak-bapak yang lain menjenguk keluarganya dan serantas kusenyum kurasakan logat aneh yang baru aku sadari, barangkali anda juga baru dengar kalo logat disini memiliki penekanan ‘lah’ atau ‘kah’ karena katanya memang dalam bahasa banjar juga memiliki penekanan di akhir kalimat...yah begitu-‘lah’

“Pak kok sudah tidak ada truk yang lalu lalang semalam” sambil kunikmati menu pertamaku ketupat kuah dengan ditambah ikan gabus yang besar sekali dimana orang disini bilang ketupat kandangan dengan ikan haruan…sarapan khas masyarakat disini rupanya. “yah pak boy, sudah gak ada kalo pagi gini-lah”…”lha terus…kapan berangkatnya?”….”dipagi ini digunakan alat transport pada umumnya seperti bis, taxi, sepeda motor dan lainnya yang digunakan keperluan masyarakat pada umumnya”…ah ada taxi juga disini, kukerutkan dahi mengukur jarak dari bandara kesini sudah lumayan jauh sekitar 1-2 jam tapi masih ada taxi yang mau…mmmm apa benar ya….”lha terus truk-truk itu berangkat baru sore sekitar jam2-‘lah’ ”tambah pak sukadi. “oh gitu-‘kah’ “kuikuti logat itu sambil adaptasi he..he…dan obrolan sarapan itu berlanjut pada pembicaraan lain juga…tak terasa jam sudah menunjukkan setengah delapan, jadi harus siap-siap masuk kekelas nih.

Nampak lelah sore ini karena harus bicara sekitar 80 orang dari siang hingga sore, dan telusum punggung sudah kaku terasa jejak sakit mulai terasa. Sambil santai saya duduk diteras bersama bapak-bapak yang telah datang. Berceritalah pak Rafiq memulai pembicaraan dalam mulutku yng sudah tersa kasar dipangkalnya. “Lho pak kok macet jalannya pak, bukannya dari pagi tadi lancar?”kuberanikan diri melalaikan capek sekujur untuk menyapu keheranan. “wah itu biasalah mas”jawab pak rafiq sambil disetujui oleh pak suryansyah. “truk-truk jam segini telah berangkat mengangkut batubara dari galian-galian di sepanjang tempatlah.” “oh gitu, berarti banyak sekali pak…sampai-sampai macet begitu.”…”betul mas kalo macet begini biasanya masalah kehabisan minyaklah, kecelakaanlah, as roda patahlah, yang mogoklah, antri masuk banjar baru lah”..terdiam sejenak pak Rafiq sambil menoleh lagi truk-truk macet itu “mas makanya kalo berangkat atau beraktivitas disini memang dimaksimalkan pagi sampai sianglah”…”kalau sudah sore sudah seperti ini, truk-truk batu bara ada disepanjang jalan kenangan binuang hingga Banjar Baru” tambah bapak sukadi yang diam-diam ikut mendengarkan pembicaraan kita sambil disetujui balik oleh pak Rafiq. “oh gitu-kah”. “Ndak hanya itu aja mas disini juga banyak sekali kasus kecelakaan dan terkenal rawan, apalagi kalau sudah truk-truk batubara itu yang lewat.”

Dari penuturan itu nampaknya problematik Jalan Sutra Hitam ini…karena masih besarnya manfaatnya batu bara khususnya dalam industri pembangkit listrik menjadikan batubara salah satu bahan baku vital dalam fasilitas tersebut. kalau tidak ada batubara yang dikirim ke pelabuhan-pelabuhan khusus pembangkit listrik maka Pulau Jawa alamat bergantian absen untuk menghidupkan listrik…Batu Bara bagaikan sutra yang menjadi komoditi utama dalam jalur perdagangan dari Cina hingga Timur Tengah…..tapi disisi lain, proses pengiriman bahan baku bahan batu bara tersebut menyisakan rahasia umum masyarakat binuang-martapura dan banajr baru. Banyak sekali truk-truk dikuasai oleh masyarakat tersebut tapi juga menyisakan masalah bagi masyarakat juga, seperti dan paling utama adalah kemacetan yang puuaaanjang sekali.

Seorang pengujung blog ini setelah membaca isi blog sebelumnya yaitu jalan sutra hitam jil 1 berkomentar bahwa kapan ya bisa ada jalan yang baru khusus batubara, kapan yah bisa gitu???

2 Responses
  1. Keren boss :) Jadi pengen traveling lagi :(


  2. Thks bro ayo traveling lagi...kmna gitu


Posting Komentar


widget