Custom Search
Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by boy

Pacitan Asri....




Pacitan yah.....

Merenung sejenak menarik memori ku dari sejak kecil sampai besar, rasanya belum pernah aku melewati Pacitan apalagi menapakkan kaki untuk jalan-jalan di sekitar pacitan walau aku asli arek jawa timur. Tak lama tawaran tugas itu aku terima sebagai kesempatan untuk melihat pacitan....

Ternyata lelah juga perjalanan...perkiraanku saya bisa sampai sore, ternyata sampai malam tiba di Pacitan, sebenarnya tidak lama juga perjalanan dari Jogja hanya saja sang sopir yang gaul itu butuh penumpang sampai penuh...jadi lamalah aku menunggu walau masih aku nikmati dengan melalang mataku kesudut-sudut jogja.

Sepintas perjalanan diselingi dengan canda tawa sopir gaul, SUBUR namanya...lucu, riang, ramah ditambah kepala pelontos dengan postur pendek dan pipi tembem sudah lengkaplah layak ikut Akademi Pelawak Indonesia. Barangkali nanti jadi Pelawak SUBUR SOPIR..hi..hi.. . Dari canda tawa itu nampak salah satu masyarakat Pacitan dalam pikirku, walau aku gak bisa generalisir tapi kadang-kadang bangunan alam bawah sadar seseorang itu banyak dipengaruhi kehidupannya di masyarakat. Sesampai di Kecamatan Pacitan tak henti-hentinya sang sopir pelawak sering ngebel orang dijalan, bukan untuk mengusir orang tersebut tapi malah ingin menyapa sama Subur sambil lewat, malah sekali-kali ngobrol dengan orang2 tersebut untuk tanya kabar seseorang. Merasuk dalam lamunanku terkesima renungan perjalanan diiringi senyum pada sang Sopir Subur.

Keesokan pagi hari.....dengan letih rasa perjalanan semalam, aku di pagi ini sudah disibukkan dengan tugas kantor. Walau begitu ku sempatkan untuk tetap cari tahu keindahan Pacitan. Walau masih dirona - rona topik masalah Calon Legislatif dan Pemilu, aku mulai sedikit sisi lain masyarakat Pacitan selain pembicaraan siapa presiden kedepan SBY ato lainnya. Warna-warna masyarakat pacitan mulai nampak, tidak jauh dari perkiraanku semalam kalo melihat sang subur sopir...hampir tiap malam masyarakat pacitan punya agenda hajatan ato acara ngumpul-ngumpul entah tahlilan rutin malam jum'at ato acara-acara lain seperti pernikahan, sunatan, Layat orang meninggal, dll.Memang ini tidak aneh kalo itu didesa pelosok, tapi yang menarik sya liat bahwa ini sudah membudaya di masyarakat pacitan. Maka tidak heran hubungan sosialnya mereka masih tinggi, tidak hanya sesama desa aja yang mereka kenal tapi juga tetangga desa bahkan beda kecamatan mereka masih kenal dengan baik. Budaya menyapa orang dijalan masih nampak jelas dan sering baik yang dikenal maupun orang yang akan dikenal... . Saat ini tidak banyak terjadi di masyarakat didaerah jawa timur secara umum setingkat kabupaten yang masih kelihatan kultur orang desa, bisa jadi didaerah lain di jatim tetangga satu desa masih tidak dia kenal....dll

Pacitan...mmhmm pacitan. Suasana keakaraban yang luas seperti itu jarang aku temui apalagi di Jakarta yang pada umumnya orang-orangnya cuek, masa bodoh, anti pati, dllll. Barangkali kondisi geografis yang mendukungnya, dimana kabupaten pacitan dikelilingi perbukitan/dataran tinggi mirip di agam-sumbar tapi ini lebih khusyuk dengan pusat keramaian dekat dengan garis pantai, sehingga mau tidak mau hidup saling membutuhkan diatara mereka-mereka selesaikan sendiri dan lebih mandiri. Disamping itu untuk menempuh kabupaten terdekat sangatlah jauh dan harus melewati jalur perbukitan terlebih dahulu, yang bisa jadi tidak semudah seperti perjalanan sidoarjo dengan surabaya, ponorogo dengan madiun, dll.

Disisi lain penjaga-penjaga budaya masyarakat di pacitan masih banyak dan bahkan ada juga yang fanatik, sebagaimana obrolan saya masalah prosesi pernikahan adat yang masih wajib ada. Dan mereka di kecamatan-kecamatan masih ada dan bahkan masih banyak yang lebih percaya dukun untuk menyembuhkan sakit gigi daripada datang ke puskesmas.

Pacitan secara keseluruhan - terlepas kontroversi masalah acara adat, praktik dukun, dll- memang Asri dan Menawan semua orang yang merindukan suasana masyarakat jawa yang akrab di masa lalu....
Baca Selanjutnya

widget