Custom Search
Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by boy

Anak Jalanan (Sebuah Rangkuman)




Dalam sebuah acara Metro TV, yaitu acara Padamu Negeri pada saat itu mengetemakan tentang anak jalan. Kelihatan cukup menarik isi dari acara tersebut untuk membuka wacana tentang anak jalanan dan bagaimana permasalahan dan pemecahannya, sehingga tulisanku kali ini coba membahas tentang acara tersebut......

Anak Jalanan atau disingkat dengan Anjal sudah menjadi masalah di kota metropolitan seperti Jakarta, Suroboyo, dan kota metropolitan lainnya di Indonesia, barangkali Anjal hanya ada dan cuma ditemukan di Indonesia. Anjal di Indonesia sangat unik, disamping status sosial masyarakat juga sudah menjadi sebuah status pekerjaan atau mata pencarihan tersendiri untuk mencari rejeki.

Munculnya Anak Jalanan memang nampak sebagai sebuah dampak dari kemiskinan yang tidak teratasi dengan baik. Tetapi beberapa pandangan lain seperti anak jalanan itu muncul akibat intervensi orang dewasa atau orang yang punya memberi rejeki untuk membiasakan anak-anak kecil untuk terbiasa dengan meminta, dan mungkin masih ada teori lain. Entah teori mana yang benar, namun yang jelas permasalahan itu tetap jelas nampak didepan kita dan tidak bisa hanya mengandalkan satu pandangan saja untuk menyelesaikan permasalahan itu.

Dalam acara tersebut mengemuka sebuah solusi yang patut dipikirkan yaitu ada sebuah upaya dari banyak pihak untuk tidak memberikan pendidikan "meminta" kepada mereka dengan memberikan dana langsung cuma-cuma mereka, dan solusi sumbangan dana tersebut dapat dilakukan ke para lembaga-lembaga yang berkompeten untuk mengurus/membina anak jalanan. Seperti pemberian beasiswa pendidikan dan memberikan rumah tinggal bagi mereka yang tidak punya rumah. Jika dilihat dari solusi yang disampaikan tersebut cukup masuk akal juga, soalnya masalah anak jalanan ini kelihatannya menjadi semakin bertambah terus dari jumlahnya. Hal itu mungkin mereka teriming-imingi dari rejeki yang mudah didapatkan dengan meminta-minta. Sehingga mereka menjadi terbiasa dan nyaman pada kondisi seperti itu. Dan jika kita lihat, sekarang sudah banyak lembaga-lembaga berpengalaman yang terlibat untuk mendampingi dan membina mereka baik dari instansi pemerintah maupun swadaya masyarakat.

Apapun solusinya perlu manjadi perhatian kita semua karena masalah seperti ini akan teratasi dengan perhatian kita semua. Memang kita sibuk dengan urusan investasi kita tapi yang menjadi masalah adalah sejauhmana kita ikut dalam investasi sosial. Dan barangkali solusi itu bisa dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang agar masalah anjal dapat teratasi secara terintegral atau setidak-tidaknya mengurangi masalahnya. Dan juga di daerah lain yang belum menemukan masalah tersebut dapat mengantisipasi dengan belajar penanganan dari daerah lain yang sukses menanganinya.

Wallahu'alam bishowab
Baca Selanjutnya
Kategori: , , 0 komentar | edit post

Kota Jakarta




Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat-sobat blogger, diawali blog ini aku ingin menulis tentang salah satu kota besar bahkan terbesar dari kota-kota di Indonesia.

Kira-kira sudah setahun aku berada di kota jakarta ini, memang belum lama sekali tapi dalam selama setahun ini dapat memberikan gambaran awal aku dikota jakarta. Bagi saya jakarta memang kota sibuk dan bahkan sangat sibuk...segala bentuk aspek kesibukan dari sebuah negara dan kota metropolitan ada semua di jakarta. Dari aspek kesibukan pemerintahan dan kesibukan non pemerintahan. Banyak sekali kantor-kantor pusat perusahaan dan instansi pemerintahan berjubel di kota ini. Dan dari banyaknya kantor-kantor tersebut otomatis banyak tenaga kerja handal yang direkrut.

Tak ayal lagi kalo setiap pagi hari banyak dari segala penjuru jakarta dijubeli oleh beribu-ribu karyawan-karyawan kantor dan sebagian karyawan pabrik serta mall datang ke tempat kerjanya masing-masing. Orang-orang tersebut tidak hanya dari pinggiran Jakarta yang menuju pusat-pusat kesibukan, namun juga banyak sekali dari luar jakarta seperti tangerang, bogor, depok, bekasi dan bahkan ada juga yang dari Bandung-yah sekarang lama perjalananya dr bandung kira-kira sampai 2,5 jam-dan masih ada dari beberapa lain seperti kerawang, cikampek,dll. Mereka semua kebanyakan pendatang dan bukan asli betawi.

Alat transportasi yang digunakan mereka semua bervariatif, seperti :motor, mobil, bis, kereta listrik, angkot, bajai, dll. Banyaknya jumlah unit kendaraan atau alat transportasi membawa dampak secara langsung pada pengaturan kemacetan lalu lintas, polusi kendaraan, kebisingan,dll. Bagi ukuran karyawan yang relatif baru dan atau yang penghasilan pas-pasan seperti aku memang pasnya memilih angkot dan kendaraan umum lainnya. Tapi ini tidak selalu seperti itu, banyak juga temen-temen yang pake motor dengan alasan lebih irit dan lebih cepat. Yah aku pikir terserah keputusan dia-lah...

Selama aku memakai angkutan umum seperti angkot dan bis di kota Jakarta ini, banyak sekali kejadian yang aku temui...seperti sopir angkot yang nggak mau kalah dari angkot lainnya dan juga nggak mau kalah dengan pengendara lainnya, ada angkot yang memotong lalu lintas sembarangan, ada angkot yang mogok,dll......dan malah saya pernah saya naik angkot yang sopirnya nggak hapal nama-nama daerah yang dilewati dia hanya tahu arah-arah belok kanan dan kiri aja he..he lucu yah

Selain dari kesibukan lalu lintas dan orang-orangnya, ada satu hal yang menarik perhatian diriku yang aku sendiri belum menemukan jawabannya yaitu ketimpangan ekonomi masyarakatnya yang benar-benar kelihatan mencolok. Banyak dari kita menganggap kota jakarta ini adalah kota para pengusaha-pengusaha sukses, orang-orang terkenal, selebritis, tempat orang-orang berpengaruh yah setidaknya itu yang nampak pada sinetron dan media-media infotaintmen. Namun bisa kita lihat sangat mencolok sekali dalam satu jalan saja kita bisa lihat mobil-mobil mewah sekali tapi disisi jalan lainnya ada seorang pria yang sedang menarik gerobak yang didalamnya ada anak dan istrinya...dan gedung-gedung besar tersebut jika hari sudah mendekati tengah malam, di sepanjang trotoarnya sudah dibuka lapak-lapak dari kardus untuk dapat ditiduri sesaat disana dan nggak ketinggalan gerobak bersama keluarganya. Kalo menjelang siang dibeberapa sungai atau drainase air terjemur baju-baju dari suami beserta anak-anaknya...pada pengalaman lain dapat kita jumpai orang yang berdasi sambil memegang HP keluaran baru sambil menunggu jemputan dari sopirnya atau menunggu Taxi lewat, tapi di seberang jalan lain kita lihat sesosok pria yang sudah berurat tangannya disaput hitamnya kotoran sampah dan dibelakanganya karung besar sedang menempel lekat dipunggungnya yang berisi gelasdan botol minuman mineral sambil sekali membungkuk untuk memungut botol-botol bekas, hal itu dia lakukan sambil jalan kaki yang gak jelas berapa kilo meter yang harus dia tempuh.....tidak ada yang salah dalam pemandangan seperti itu terjadi, tapi sangat ironi sekali bahwa jurang ekonomi tersebut nampak sekali jurang pemisah dan sangat dalam pula. Sangat nampak sekali konsekuensi-konsekuensi yang terjadi pada Kapitalisme di Kota Jakarta ini.

Ternyata yang aku alami diatas sudah menjadi hal yang biasa di jakarta ini.....??!!!!!??!!!
Baca Selanjutnya

widget