Custom Search
Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by boy

menderis hujan bukittinggi....(bukittinggi episode 1)




"Ass. mohon do'a restu, sms ini kaganti undangan d pesta pernikahanku tgl 8 maret 09 d jorong pincuran nagari koto tangah kec. Tilkam kab. agam (husni hudaya)..."

kusenyum ringan membaca isi pesan singkat yang masuk di Telpon Genggam butut. Senyum merasa kenangan itu kembali....Ya sebuah kenangan akan pesona kota Jam Gadang dan sahabat dari minang. Kayaknya pengalaman 5 bulan sudah menahun dalam nostalgia diri..

Teringat sambutan gerimis di Malam Sabtu itu aku harus tiba di sebuah daerah yang namanya disebut Kampung Cino, aku sendiri agak heran kenapa disebut itu. Sejurus lantas aku teringat kota jakarta yang ada pecinan glodok, pecinan pasar baru dll. Sudah aku menduga pasti ini pecinan-nya di bukit tinggi.. malam itu yang menyisakan keheranan dan capek perjalanan.

Seterbit matahari esoknya bekas hujan meredah...kesejukan teriris kota malang dalam benak. Dengan dataran tinggi yang memang kira-kira mirip kota malang. atis-e nemen kata orang jawa, di dingin itu aku harus segera ke kecamatan tilkam mengambil data untuk launching...data yang sangat aku perlukan. Yah ini lah kecamatan didaerah asing, aku mulai tugas. sperentas laju kereta membawa lintas bukittinggi kearah selatan. alih-alih selesai tugas hari itu dengan hilangnya kewas-wasan menjadi lagi senyum.

" yuk kita ngopi di pisang panggang..." tawaran menarik teman kerja yang dapat tugas bersama. Kesempatan yang aku tunggu-tunggu karena kesibukan kemaren tidak sempat ku ingat jam gadang ada disebelah mana??? melangkah kakiku di kampung cino terasa sekali arsitek bangunan lama, yang menggurat kota itu di puluh waktu yang lampau, banyak rumah khas sebuah tempat tinggal kampung cina namun tidak dengan pagarnya yang tinggi. Tampaknya dulu telah berevolusi dengan kebijakan tanda tangan sejarah yng terjadi. Sebagian sudah mengalami update modernisasi ruko-ruko sekarang. tapi tetap kuat imajinasi bangunan ditahun-tahun masa perjuangan kemerdekaan ato di film-film indonesia di tahun 70-an yang masih dominan menunjukkan bangunan tua...Seruput kopi tersaji namun tidak dengan pisang panggang Hj Minah karena belum siap di pagi ini. Semakin menarik....

Melintas kampung itu lagi menuju kompas kota di jam gadang kota bukittinggi...terlihat suasana keseriang kota bukittinggi, lagi-lagi masyarakat minang. Barangkali dari tengkorak wajah mereka berlainan walau masih menunjukkan orang minang...orang jawa biasanya cepat mengetahui kalo orang minang dilihat dari perawakan wajahnya. Dan ternyata sama juga ketika melihat orang minang melihat kening pipi dan mata orang jawa pasti bisa mengenal langsung...subhanallah.

Dari ranah wajah itu tidak lupa khas orang cina yang sudah terasa menjadi wajah bukittinggi. Namun kita berkilas jantung agar ternyata mereka sangat akrab dengan orang minang baik sikap maupun bahasa yang sudah satu dengan orang minang. keunikan yang mungkin tidak didapat oleh orang kota lain dengan bahasa, logat dan kultur yang biasanya beda sekali walau mereka masih tetap memiliki rumah pemakaman dan tempat ibadah sendiri.

hujan gerimis menderis suasana bukittinggi dalam hangat kalbu setitik dalam hipotalamusku...


View Larger Map
2 Responses
  1. Anonim Says:

    wah kelihatannya mas boy enjoy tuch dengan suasana huja gerimis di bukittinggi, walaupun agak merasa canggung.


  2. Leni Darlina Says:

    pertamaq ketemu dengan seorang BOY KONGA Kairoza, Perawakan Tinggi, berkacamata, pendiam dengan ransel besar dipundaknya.. waktu itu peresmian bMT Cingkariang, wibawa banget, aqu aja gak berani tuk menyapa.. tapi setelah waktu berjalan.. smua dakwaan itu berubah drastis ternyata mas boy itu orangnya Lucu,gak mau nyusahin orang berwawasan luas dst... begitu menghargai orang dimana zaman sekarang kan langka orang kayak gitu..


Posting Komentar


widget