ternyata sudah lebih lancar, beda dengan dua tahun yang lalu....
Bersyukurlah ada waktu lagi untuk mengunjungi pulau batubara daerah masyarakat banjar. Setelah sekian lama ternyata ada kesempatan bersinggah ke Kalimantan Selatan lagi, walau mendekati hari-hari menjelang pergantian tahun. Dan tentunya dengan tugas kantor yang tetap diemban ....
Kali ini tugas ada di Hulu Sungai Utara yang berbatas dengan Kota Amuntai. Perjalanan menurut informasi perlu sekitar 4 jam dari Bandara Syamsudin Noor, Banjar Baru. Sebenarnya sudah saya planning berangkat dengan pesawat paling pagi, agar sampai banjar tidak terlalu siang atau malah sore .... (wuih terasa mekhawatirkan). Iyah ketakutan kalau sampai jalan di sore hari.... gak lagi ah kalo harus berjam-jam di jalan... sebuah ilusi dari pengalaman masa lalu.
Sambil menghitung detik detik melihat tengahnya sinar matahari serasa ingin berlambat agar bisa tepat pada waktunya.....
Terputus istirahat sebentar untuk mengambil Air Wudhu sesegar senyaman di masjid bandara... sesampai ujung salam kusempatkan menyeka muka dan kaki sekali lagi agar lebih terasa segar bila harus berjalan dengan taksi ke amuntai di siang hari. Oh ya.... disini angkutan L300 disebut dengan taksi.
ke Amuntai-kah?tanyaku sambil sesekali lihat jam yang ternyata sudah lewat jam dua. Dengan harap cemas..... dan lumayan beberapa menit menunggu dibawah sinar matahari akhirnya dapat juga taksi ke Amuntai. Sebuah L300 warna putih dengan kondisi yang sudah banyak berkurang. Kuyakinkan angkutan ini ke amuntai dengan secepat lihat logo AMT di depan kaca mobil... mmmmm
Jalan juga kutempuh taksi menuju amuntai dengan menyusuri banjar baru, binuang dan ......
Eits...kok dari tadi yang kutakutkan kok belum ketemu juga yah... mmm mungkin masih belum berangkat??!!? selantas menyusuri jalan yang biasanya ku lalui kalo malam aja. Wilayah Tapin ternyata sudah kumasuki wilayh yang menjadi pusat pengiriman mmmm masih penasaran ternyata tidak terbukti ketakutanku, apa dulu ini sebuah ilusi pengalaman saja atau memang hanya pada saat itu terjadi sekali saja entahlah aku nggak ngerti sebenarnya ada apa......
mmm nampaknya ada jembatan baru yang dibangun... sebuah jembatan yang belum pernah aku lewati di daerah Tapin ini. Jembatan ini sedikit meninggi dari badan jalan, tapi bukan melewati sungai tapi melewati jalan dibawahnya.... sebuah jalan yang nampaknya juga baru dibangun atau dibuat. Nah itu dia yang buat aku penasaran sedikit takut kalau sudah ketemu selama perjalanan kali ini.... sebuah truk besar dengan bak penyimpan segi lima warna kuning dengan berbekas hitam legam berbulir lengket di hampir semua bak dan bodinya, sebuah truk yang kadang datang dengan rombongannya membentuk rentetan aliran batu bara dari bumi banjar untuk dikirim ke pelabuhan-pelabuhan batu bara dan kemudian sampailah ke PLTU-PLTU di pulau Jawa. Inilah jalur sutra hitam yang termasyhur dari pulau borneo. Namun memang truk-truk itu membawa ketakutan sendiri kalo sudah memenuhi jalan lintas kalimantan, maka akan terjadi sebuah antrian yang sangat dan sangat panjang di jalan lintas kalimantan selatan.
Tapi tampaknya sebuah harapan yang lalu terwujud juga.... karena kini sudah dibuatkan jalur sendiri walau nampaknya belum jadi. Tapi saya pikir ini langkah yang tepat untuk terus menunjang pertumbuhan di kalsel dan roda ekonomi terus berjalan baik yang tambang maupun bukan yang sektor pertambangan.
Akhirnya jalan sutra hitam halus semenariknya pertumbuhan ekonomi masyarakat kalsel, semoga didaerah lain dapat mencontohnya......
Baca Selanjutnya