"Hayo apa yang unik dari jam ini?...yang buat orang sering liat keatas"
Pinta temen kerjaku sambil penasarn menjalar ke saluran otakku..."Coba liat keatas apa yang aneh"...kuangkat lagi bola mataku seakan ingin menempel lekat dekat jam itu. "Gak ada yang aneh, sama aja", komentar diri yang berusaha menenangkan samudra penasaran. "yah udah klo gak ketemu coba cari jam 3 dan jam 4", wah petunjuk nih... tapi aku lihat juga sama aja gak ada yang aneh. "wah masih gak tahu , piye toh???!"... "itu jam 4 nya tertulis gimana?" tertulis garis sebanyak empat gitu dan bukan aturan romawi sebenarnya kata benakku...teeeet tersingkap juga tipuan otakku yang kuangkat tepian bibirku tersenyum.
Jam gadang tidak diragukan lagi sebagai point of view kota bukittinggi, letaknya yang dipuncak bukit memeberikan leluasa pemandangan sekitarnya. Walau tidak boleh naik keatas tapi aku bisa liat kota bukit dari tempatku berdiri, ya meskipun keinginan imaginasi pemandangan kalo dilihat dari atas. Sebelah timur agak kebawah dipagari oleh barisan pohon sejenis mahoni yang sudah besar dan menkar ditapak pijakan bumi, walau tertutup masih samar kulihat pasar bawah dengan keunikan arsitek unik masjid minang dan rumahnya.
Sebelah utara berdiri tegap patung bung hatta dengan kas senyumnya, menjadikan universitas bung hatta sebagai pusat peradaban ilmu dikota itu. Tidak lupa barisan lapak-lapak dan kios penjual souvenir dan busana-busana di Pasar Atas tepat dari bung hatta menghadap di sisi lain jam gadang, hampir sebelah selatan tersebut adalah pusat transaksi ekonomi di kota bukittinggi.
suasana sejuk merendah awan dan barsihnya lingkungan sekitar jam gadang membuat pagi ini pengalaman yang menyenangkan walau hanya beberapa menit saja..... Baca Selanjutnya